Minggu, 09 Desember 2018
1 PETRUS 2 : 11 - 12
MenantikanNya Diuji Kesetiaan
1 Petrus 2: 11-12
Orang Kristen yang memahami hidup bersama Tuhan memiliki dua kewargaan, warga dunia dan warga sorga, akan setia menunggu legitimasi warga sorga. Hal itu diuji dalam kehidupan hingga akhir hayat. Petrus mengatakan, agar kita sadar diri sebagai pendatang dan perantau di dunia ini. Maka tak terninabobokan oleh dunia ini. Sebab kewargaan kedua kita yang harus kita nantikan, warga kerajaan sorga, menantikan panggilan Tuhan.
Sebagaimana kita ketahui, kita hidup di zaman akhir ini, selalu tumbuh ilalang di antara gandum, namun Tuhan memerintahkan agar itu dibiarkan. Baik gandum dan ilalang tumbuh bersama-sama. Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk mempersiapkan diri kita untuk menyambut kedatanganNya? Kita diminta tetap siap sedia, kita minta Tuhan Yesus melalui Roh Kudus untuk memimpin hidup kita dalam situasi yang ada.
Olehnya, kita diminta bersungguh-sungguh mempersiapkan hidup kita, segala sesuatunya dipersiapkan dengan baik. Lebih baik berjaga-jaga daripada tersesak kemudian. Tatkala Tuhan datang, kita telah siap menyambut-Nya. Pertanyaan kemudian, sudahkah kita menyiapkan yang terbaik menyambutNya? Membaca dan mengimani firman-Nya sebagai persiapan yang baik dalam menyambut kedatanganNya, agar hati kita tumbuh dan berbuah di tanah yang baik.
Jikalau saat ini hati dan hidup kita masih seperti jalan tanah yang tak bisa tumbuh tanaman, maka hati kita pun tak akan terasuh kesiapsiagan hati menyambutNya. Disinilah perlunya mempersiapkan diri, menanti kedatanganNya, bahwa gereja yang setia dengan fakta, bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat.
Maka kita diminta menantikan kedatanganNya sebagai Juruselamat kita. Perikop ini mengajar kita, agar kita berjaga-jaga dan menanti-nantikan kedatanganNya dengan penuh kesetiaan.
Tentu, peringatan untuk hidup sebagai hamba Tuhan di hari-hari ini. Petrus lagi-lagi mengatakan, agar kita menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Kenyataan, telah banyak orang menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Itu sebab Petrus menasihatkan agar terus menerus menjauhkan diri dari keinginan daging, sebab itu perseteruan terhadap Allah. Karenanya, kita harus terus melatih diri kita agar mampu hidup pantas.
Hidup dengan Roh, maka kita tak akan menuruti keinginan daging lagi. Lagi, Petrus menekankan agar anak-anak Tuhan memiliki cara hidup yang baik di tengah-tengah dunia yang kacau balau ini, supaya apabila setan memfitnah kita, kita tak tertawan. Sebab memang Iblis seperti pendakwa, jaksa penuntut telah menyiapkan perkara yang gagal, padahal iblis lupa, bahwa seluruh utang kita sudah ditebus dan dibayar lunas oleh Tuhan kita. Asal kita mengimani dan minghidupinya dalam batin kita.
Karenanya, patutlah kita menyambutNya, menerima kenyataan dan mengajarkan tentang kasih dan kesetiaan yang tulus, yang selalu setia. Dan bahwa kesetiaan dan ketaatan yang sedang menantikan orang-orang yang mau percaya dan mengikutiNya. Banyak orang Kristen gagal dalam ujian kesetiaan, sebab dalam mengiring Tuhan diuji dalam iman ada unsur kesetiaan menantikanNya.
Akhirnya, orang yang menanti-nantikan Tuhan dalam hidupnya akan terlihat dari tata hidupnya.
Hojot Marluga, seorang penulis renungan Kristiani.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar